Selamat Datang Di Blog MA Madarijul Huda Kembang Pati

Jumat, 22 Oktober 2010

Peran Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Posted on 20.08 by MA KEMBANG ok

Dunia Barat mengklaim bahwa kemajuan ilmu pengetahuan yang telah diraih selama berabad-abad merupakan akibat langsung dari terpisahnya agama dari kehidupan praktis manusia dengan konsep pemisahan antara gereja dengan negara. Sepanjang sejarah Eropa, kekuatan gereja telah banyak menindas dan memperlakukan rakyat dengan semena-mena, sehingga tidak ada sedikit pun kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan yang berhasil diraih. Oleh karena itu, agama dianggap tidak praktis, tidak fleksibel, dan penuh dengan pertentangan sehingga dipandang sebagai penghambat perkembangan dan kemajuan manusia.

Namun, hal ini berbeda dengan kenyataan yang dialami oleh umat Islam terdahulu. Sejarah mencatat bahwa mereka telah mengukir zaman keemasannya dengan terang dan gemilang. Pada abad ke-10, kemajuan sains dan teknologi serta peradaban telah mencapai puncak kemajuan dan perkembangannya. Pada abad itu pusat-pusat perkembangan sains telah muncul di berbagai tempat. Ada tiga tempat yang dapat memicu perkembangan sains yang sangat gemilang, yaitu Timur Tengah Mesir, Pantai Utara Afrika, dan Andalusia. Saat itu dunia Islam memiliki gaya hidup khas yang lebih superior daripada dunia Barat. Baghdad, ibu kota Khilafah Abbasiyah yang tetap merupakan kota terbesar dan merupakan kosmopolitan yang menjadi perantara antara dunia Mediterania dan Hindu-Cina di Timur.

Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa pemerintahan Islam tersebut antara lain karena adanya definisi yang jelas tentang ilmu pengetahuan (science). Islam membedakan dua wilayah bahasan yang berkaitan dengan pengetahuan. Wilayah pertama berkaitan dengan urusan-urusan kemanusiaan yang mencakup politik, sosial, ekonomi, hukum, peribadahan, dan lainnya. Wilayah kedua berkaitan dengan ilmu pengetahuan murni.

Pada wilayah pertama, pengetahuan harus bersumber dari wahyu (kitab suci Allah). Wahyu menyuruh dan memerintahkan seluruh umat Islam untuk mengembalikan seluruh persoalan hanya kepada Allah (Al- Qur’an). Ada pun wilayah kedua bersifat terbuka, yaitu yang berkaitan dengan ilmu murni (pure science), yang dihasilkan dari hasil olah pemikiran dan pemahaman manusia terhadap alam semesta. Ilmu pengetahuan ini tidak berkaitan dengan pandangan hidup seseorang, baik kapitalisme, Budhaisme, Kristianisme, maupun Islamisme.

Dengan pembagian dan definisi tersebut, umat Islam pada masa pemerintahannya di masa silam mampu meraih kemajuan dalam semua bidang ilmu pengetahuan yang ada masa itu, bahkan mampu menjadi pionir dalam mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan yang baru.

Kalau dunia Barat mengembuskan ideologinya bahwa kemajuan sains yang telah diraihnya selama berabad-abad merupakan akibat dari memisahkan agama dari kehidupan duniawi, bahkan membuang agama, kecuali hanya sebagai ritual belaka. Sementara itu sains dan teknologi yang diraih kaum muslimin berada dalam naungan negara yang menerapkan perundang-undangan hukum Islam secara keseluruhan. Keamanan negara dan eksistensi perundang-undangannya dijaga sendiri oleh kaum muslimin tanpa melibatkan negara lain. Hubungan luar negeri dengan negara-negara non-islam tidak sampai menjual kedaulatannya. Baik militer, ekonomi, politik, budaya, dan cara pandang negaranya yang benar-benar telah inheren Islami.

Mengapa dunia Islam sekarang ini sangat mundur, bahkan terpuruk dalam segala bidang kehidupan, termasuk sains? Keadaan yang mengkhawatirkan ini merupakan akibat langsung dari umat Islam yang meninggalkan agamanya dalam mengatur seluruh kehidupannya, terutama dalam bernegara. Undang-undang negara, hukum, dan cara pandang yang berlaku di negeri-negeri Islam saat ini diambil dari faham ideologi sekuler dan sosialis komunis.

Juga dapat dipahami bahwa mundurnya sains dan teknologi pada dunia Islam merupakan akibat dari praktik yang salah dalam pemahaman dan penerapan Islam. Kajian dan penguasaan bahasa Arab yang menjadi kunci keilmuan Islam, dibiarkan menurun sehingga meninggalkan ijtihad dan pada saat yang sama, pintu misionaris, invasi budaya, dan politik dari Barat dibuka leebar-lebar. Pada gilirannya, umat Islam tidak lagi mampu menjaga superioritas negaranya terhadap serangan yang datang bertubi-tubi dari kafir Barat tersebut.

Oleh karena itu, stagnasi sains dan teknologi seperti yang terjadi saat ini hanya dapat dihentikan dengan menggunakan hukum Islam sebgai sistem kehidupan atau ideologi. Sebab, tidak ada satu negara pun yang dapat maju, baik dalam bidang sains, teknologi maupun bidang lainnya, jika tidak mengambil ideologi yang diberlakukan secara utuh.

Satu-satunya cara agar kaum muslimin mengulangi kedudukannya sebagai pemimpin dunia dalam bidang sains, teknologi, dan bidang lainnya dengan cara memegang Islam secara komprehensif dan menetapkan sebuah ideologi yang dianut dan diterapkan dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan bernegara121.

Sumber 121 : Wawasan Islam, Drs. Ali Anwar Yusuf, M.Si. diterbitkan oleh Pustaka Setia.

Download Artikel ini...



Peran Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan.doc

No Response to "Peran Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan"

Leave A Reply

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Imagen 2
Pada hakekatnya, berdirinya Madrasah Aliyah Madarijul Huda Kembang Dukuhseti Pati merupakan kesinambungan Program Pendidikan yang di selenggarakan oleh sebuah Yayasan yang bernama “ YAYASAN PENGEMBANGAN MADRASAH MADARIJUL HUDA “ dimana Yayasan tersebut mengelola RA, MI, MTs, MA dan SMK dan Pondok Pesantren Putra-Putri. Cikal bakal lembaga tersebut adalah sebuah Madrasah Diniyyah Salafiyyah yang didirikan oleh KH. Hasbullah pada tahun 1947, MTs. Salafiyyah tahun 1955 kemudian disusul berdirinya Pondok Pesantren Putra tahun 1960. Pada masa itu semua lembaga pendidikan menggunakan Kurikulum Kombinasi dari Kurikulum Depag dan Kurikulum Salaf sampai sekarang. Madrasah Aliyah Madarijul Huda pertama kali didirikan pada tahun perlajaran 1985/1986 sebagai kelanjutan dari jenjang MTs oleh KH. Abdullah Zawawi Hasbullah, selaku ketua Yayasan Pengembangan Madrasah Madarijul Huda pada waktu itu. Kemudian pada tahun 1990 mendapat status “terdaftar “ dengan piagam nomor: WK/S.D/209/PGM/MA/1990, TANGGAL 27 Juli 1990. Untuk kali pertama mengikuti “Ebtanas“ bergabung dengan MAN 01 Semarang filial Tayu. Pada saat itu juga Hj. Roihanah Hasbullah mendirikan Pondok Pesantren Putri sebagai sarana pelengkap dan pendukung kegiatan belajar yang di Madrasah pada tahun 1995/1996, Yayasan Pengembangan mendirikan MAK , dengan mendapat ijin operasional dari Kanwil Depag jawa Tengah 21 Januari 1998 Nomor: WK/5.d/P.P.00.6/MAK/0032/OPS/98. Dan pada tahun 1999, MA Madarijul Huda mendapatkan status “ Diakui” dari Dirjen Binbaga Islam Depag Republik Indonesia dengan SK No:E.IV/PP.006/Kep/34/99 tanggal 23 Maret 1999.