Selamat Datang Di Blog MA Madarijul Huda Kembang Pati

Jumat, 22 Oktober 2010

Bersemangat Meskipun Gagal

Posted on 20.34 by MA KEMBANG ok

Seseorang yang beriman berikhlas diri dan berupaya menyampaikan kebaikan dan ajaran mulia yang terkandung dalam Al Qur’an. Mereka mengungkapkan kerusakan akhlak yang terjadi di masyarakat yang jauh dari agama. Seiring dengan itu, dengan kehendak Allah mereka pun membimbing manusia ke jalan yang benar. Karena telah merasakan sendiri kenikmatan hidup secara Islami, mereka pun berharap dan berusaha agar orang lain juga mengalami hal yang sama. Selain itu, karena mengetahui neraka benar-benar ada, mereka ingin menyelamatkan semua orang darinya, dengan anjuran menjalani kehidupan yang diridhai Allah. Bahkan keselamatan abadi bagi satu orang saja punya arti besar bagi orang-orang beriman. Inilah yang menyebabkan mereka punya keteguhan untuk mengorbankan apa saja dalam rangka menyelamatkan seseorang dari neraka dan membimbingnya menuju ampunan dan kasih sayang Allah. Mereka bahkan rela mencurahkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun, siang dan malam, guna membimbing seseorang agar menerapkan nilai-nilai Islami yang baik. Demikian pula, mereka pun bersemangat mengeluarkan harta kekayaannya untuk tujuan yang satu ini. Semangat yang mereka rasakan memberikan kekuatan yang besar baik secara fisik maupun ruhani. Hingga akhir hayatnya mereka tidak pernah berhenti menyampaikan ajaran Allah dengan cara terbaik dan paling bijaksana.

Meski demikian, sekalipun semua upaya mereka pada akhirnya tidak mendatangkan hasil berupa turunnya hidayah kepada satu orang pun, mereka takkan pernah berputus asa. Sebab, kewajiban seorang mukmin hanyalah menyampaikan pesan Al Qur’an, sedangkan yang sesungguhnya memberikan hidayah kepada seseorang hanyalah Allah. Melalui Al Qur’an kita tahu bahwa banyak penyembah berhala di Mekkah yang tidak memeluk Islam, sekalipun Nabi Muhammad saw. telah melakukan berbagai upaya yang tulus dan sungguh-sungguh. Namun, segenap kerja keras yang telah beliau curahkan tetap mendapatkan ganjaran.

Di dalam Al Qur’an dinyatakan, semua nabi telah menunjukkan kebulatan tekad dan kegigihan yang sama dalam menyampaikan risalah dari Tuhan mereka. Berbagai kesukaran yang mereka hadapi tak pernah mematahkan semangat mereka. Sebaliknya, mereka senantiasa melakukan berbagai upaya untuk mengarahkan umat ke jalan yang benar. Kerja keras penuh semangat yang dilakukan Nabi Nuh a.s., misalnya, telah digambarkan sebagai berikut:

“Nuh berkata: ‘Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah berdakwah kepada kaumku malam dan siang, namun dakwah itu hanya menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku berdakwah kepada mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri. Kemudian sesungguhnya aku telah berdakwah kepada mereka (untuk beriman) dengan cara terang-terangan, kemudian sesungguhnya aku (berdakwah kepada) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan diam-diam, maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun’.” (QS. Nuh, 71:5-10).

Sebagaimana diungkapkan dalam sejumlah ayat di atas, Nabi Nuh a.s. telah menyampaikan risalah Allah dengan semangat yang tinggi untuk membukakan hati umatnya kepada jalan keselamatan dan kebahagiaan. Meskipun mereka selalu menolak, namun beliau tidak pernah patah semangat dalam menyampaikan keberadaan Allah beserta sifat-sifat-Nya. Kendati demikian, umatnya yang berkepala batu selalu saja berpaling setiap kali mendengarkan kebenaran. Karena semangat dan rasa suka cita yang dirasakannya dalam menjalankan perintah Allah untuk menyampaikan pesan-Nya, Nabi Nuh a.s. tidak mencela sikap mereka. Sebaliknya, beliau terus saja melanjutkan kewajibannya dengan keteguhan yang tiada surut. Meskipun umatnya menunjukkan keangkuhan, beliau berupaya mencari cara-cara lain yang memungkinkan guna melunakkan hati mereka. Niat beliau adalah untuk menyelamatkan mereka dari kerusakan masyarakat yang jauh dari ajaran Allah dengan cara mengingatkan kepada mereka mengenai kebesaran Allah, baik secara terang-terangan maupun diam-diam.

Perlu senantiasa kita ingat bahwa segenap upaya yang telah dikerahkan Nabi Nuh a.s. dan yang lainnya dalam menyampaikan risalah ini, dengan semangat yang tinggi dan keikhlasan, tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa ganjaran. Dengan izin Allah dan kemurahan-Nya, setiap kata yang disampaikan dan setiap saat yang dicurahkan di jalan-Nya akan diberi pahala berlipat ganda.

“Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang memuji (Allah), yang melawat, yang rukuk yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS. At Taubah, 9:112).

No Response to "Bersemangat Meskipun Gagal"

Leave A Reply

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Imagen 2
Pada hakekatnya, berdirinya Madrasah Aliyah Madarijul Huda Kembang Dukuhseti Pati merupakan kesinambungan Program Pendidikan yang di selenggarakan oleh sebuah Yayasan yang bernama “ YAYASAN PENGEMBANGAN MADRASAH MADARIJUL HUDA “ dimana Yayasan tersebut mengelola RA, MI, MTs, MA dan SMK dan Pondok Pesantren Putra-Putri. Cikal bakal lembaga tersebut adalah sebuah Madrasah Diniyyah Salafiyyah yang didirikan oleh KH. Hasbullah pada tahun 1947, MTs. Salafiyyah tahun 1955 kemudian disusul berdirinya Pondok Pesantren Putra tahun 1960. Pada masa itu semua lembaga pendidikan menggunakan Kurikulum Kombinasi dari Kurikulum Depag dan Kurikulum Salaf sampai sekarang. Madrasah Aliyah Madarijul Huda pertama kali didirikan pada tahun perlajaran 1985/1986 sebagai kelanjutan dari jenjang MTs oleh KH. Abdullah Zawawi Hasbullah, selaku ketua Yayasan Pengembangan Madrasah Madarijul Huda pada waktu itu. Kemudian pada tahun 1990 mendapat status “terdaftar “ dengan piagam nomor: WK/S.D/209/PGM/MA/1990, TANGGAL 27 Juli 1990. Untuk kali pertama mengikuti “Ebtanas“ bergabung dengan MAN 01 Semarang filial Tayu. Pada saat itu juga Hj. Roihanah Hasbullah mendirikan Pondok Pesantren Putri sebagai sarana pelengkap dan pendukung kegiatan belajar yang di Madrasah pada tahun 1995/1996, Yayasan Pengembangan mendirikan MAK , dengan mendapat ijin operasional dari Kanwil Depag jawa Tengah 21 Januari 1998 Nomor: WK/5.d/P.P.00.6/MAK/0032/OPS/98. Dan pada tahun 1999, MA Madarijul Huda mendapatkan status “ Diakui” dari Dirjen Binbaga Islam Depag Republik Indonesia dengan SK No:E.IV/PP.006/Kep/34/99 tanggal 23 Maret 1999.